Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Kamu SALAH, kamu NGGAK BOLEH gitu

 Saat fokus kerjakan tulisan yang sudah diambang deadline. Gak sengaja mendengar obrolan pengunjung (laki & perempuan) yang duduk dibelakangku. (NGOBROLnya kenceng banget, kaya ngobrol dirumah aja. Jadi aku bisa mendengar semuanya dengan jelas). Singkat cerita, yang pengunjung laki curhat tentang pasangannya ke teman perempuannya. Curhatnya baru juga 10 menit, ternyata obrolan langsung diambil alih oleh temannya. Dari awal hingga hampir 1 jam berlalu, yang pengunjung perempuan selalu menggunakan kata-kata "...kamu salah, kamu gak boleh gitu, kamu seharusnya..." . Pengunjung laki sepertinya lama terdiam. Karena yang terdengar hanya suara pengunjung perempuan. Semoga yang pengunjung laki tidak pernah terpikir untuk menyesal dengan keputusannya. Curhat dengan orang yang salah. Ah, udah deh ceritanya. Lanjut fokus kerjaan aja. Kalo yang mau fokus kebahagiaan keluarga dan pasangan, langsung follow aja Kata Okta Kartika .

Setahun itu kemarin

 Rasanya memang seperti kemarin, bukankah kejadiannya emang kemarin ya. Ah, memang mudah mengatakan taktala  masanya sudah terlewati. Coba saja jika masih mengalami dan masih terbelenggu, pasti yang dirasa akan berbeda. Berat, sesak, lelah, resah dan tinggal selangkah menuju ke putus asa. Memang sih, perasaan seperti itu wajar. Jika masih mengalami, seakan-akan hidup ini buntu tanpa adanya pintu keluar. Namun saat sudah berhasil melaluinya, seakan-akan ada perasaan meremehkan. Ah, ternyata tidak seberat yang aku kira ya. Setahun sih mengalaminya namun ternyata rasanya seperti kemarin aja ya. Manusia memang makhluk yang egois. Maunya sendiri. Bahkan sampai terkadang mulai mengatur Kehendak Sang Pencipta. Setahun itu kemarin. Sebulan itu esok. Jalani dan nikmati. Karena berkatNya melimpah. Dulu yang selalu berpikir untuk punya tabungan. Dan setiap akan menabung selalu saja ada alasan, sehingga urung menabung. Sekarang malah punya tabungan. Dan asyiknya lagi, saat ini malah punya

Tanpa Penyesalan

Aku tidak bisa melihat. Mengapa aku tidak bisa melihat sekelumit kebaikan dari pasanganku. Sepertinya pernikahan ini wastingtime untukku. Karena aku merasa semakin tidak bahagia dan aku menyesal. Hampir 6 tahun aku menikahi perempuan yang sangat cantik menurutku. Seorang perempuan yang ramah, supel dan pintar. Dan tentu saja seseorang yang mau menerima pinanganku, walaupun kami baru berpacaran selama 8 bulan saja. Dinda namanya. Seorang primadona jaman SMA, highclass penampilan dan gaya hidupnya. Anak dari orangtua yang kaya dan berpendidikan tinggi. Ayahnya seorang pengusaha, sementara ibunya aktif di salah satu MLM.  Sebenarnya dari awal pernikahan, aku sudah merasakan hal yang aneh. Istriku sepertinya bukan pasangan yang ideal untukku. Dia bukan seorang istri yang mau meladeni suaminya. Maunya sendiri, tidak pandai mengurus rumah, sukanya minta pergi liburan ke luar negeri. Gak pandai atur keuangan keluarga. Dia lebih tepat disebut istri yang suka menentang suaminya daripada seorang